BAB
I
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Para
ahli sudah banyak yang menyelidiki
berbagai kebudayaan.dari hasil pnyelidikan tersebut tinbul dua pemikiran
tentang munculnya suatu kebudayaan atau peradaban.pertama, anggapan bahwa adanya hukum pemikiran atau perbuatan
manusia (baca kebudayaan) disebabkan oleh tindakan besar yang menuju kepada perbuata yang sama dan
penyebabnya yang sama.kedua, anggapan
bahwa tingkat kebudayaan atau peradaban muncul sebagai akibat taraf dari
kondisi alamnya atau,dengan kata lain,alam tidak jenuh olehkeadaan yang tidak
ada ujung nya pangkalnya,atau alam tidak pernah brtindak dengan meloncat.
Demikian pula proses sejarah bukan hal yang mengikat, tetapi merupakan kondisi
ilmu engetahuan, agama, seni, adat istiadat, dan kehendak semua masyarakat[1].
menurut
kluckhohn (1951) hampir semua antropologi amerika setuju dengan dalil proposisi
yang di ajukan oleh herkovis dalam bukunya yang berjudul man andhis work tentang teori kebudayaan yaitu:
1.
Kebudayaan dapat di
pelajari
2.
Kebudayaan berasal atau
bersumber dari segi biologis, lingkungan psikologis, dan komponen sejarah
eksistensi manusia
3.
Kebudayaan mempunyai
struktur.
4.
Kebudayaan dapat di
pecah-pecah ke dalam berbagai aspek
5.
Kebudayaan bersifat
dinamis
6.
Kebudayaan mempunyai
variabel
7.
Kebudayaan
memperlihatkan keteraturan yang dapat dianalisis dengan metode ilmiah.
8.
Kebudayaan merupakan
alat bagi seseorang (induvidu) untuk mengatur keadaan totalnya menambah
arti bagi kesan kreatifnya
KERANGKA
KEBUDAYAAN
Untuk
dapat memahami ilmu budaya dasar yang merupakan perpanduan beberapa pengertian
,konsep, atau teori pengetahauan budaya,bila perlu terlebih dahulu mempelajari
kerangka kebudyaannya sendiri, sebab apa yang di katakan
definisi,pengertian,atau teori tentang budaya,seri semuanya merupakan komponen
dari susunan sustu ilmu, yang tidak dapat melepaskan diri dari objek materi dan
objek formal suatu ilmu
KONSEP DASAR KEBUDAYAAN
Menurut
koentjaraningrat (1980),kata”kebudayaan”berasal dari kata sansketa budhayah, yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti “budi” atau “akal”. Dengan demikian
kebudayaan dapat di artikan’’hal-hal yang bersangkutan dengan akal’’. Sedangkan
kata “budaya” merupakan perkembagan majemuk dari “budi daya” yang berarti “daya
dari budi” sehinga dibedakan antara “budaya” yang berarti “daya dari budi” yang
berupa cipta, karsa dan rasa. Dalam disiplin ilmu antropologi budaya,
kebudayaan dan budaya itu artinya sama saja, menganalisis konsep
kebudayaan dilakukan dengan pendekatan
dimensi hujud dan isi dari wujud kebudayaan.
Menurut wujudnya, kebudayaan mempunyai
tiga wujud,yaitu:
1.
Komplek
gagasan
2.
Kompleks
aktivitas
3.
Wujud
sebagai bend
UNSUR-UNSUR
KEBUDAYAAN
Unsus-unsur kebudayaan meliputi semua kebudayaan di
dunia, baik yang kecil, bersahaja dan terisolisi, maupun yang besar, kompleks,
dan dengan jaringan hubungan yang luas. Menurut konsep B. Malinowsk, kebudayaan
di dunia mempunyai tujuh unsur, yaitu:
1.
Bahasa
2.
Sistem
teknologi
3.
Sistem
mata pencarian
4.
Organisasi
sosial
5.
Sistem
pengetahuan
6.
Religi
Kerangka
kebudayaan marupakan dimensi analisis konsep kebudayaan yang
dikombinasikan ke dalam suatu lingkaran.
Mengapa dengan bangan lingkaran ialah untuk menunjukan bahwa kebudayaan itu
bersifat dinamis.kerangka kebudayaan di gambarkan dengan tiga lingkaran konsentris
(lihat gambar). Sistem budaya di gambarkan dalam lingkaran yang paling dalam
dan merupakan inti, sistem sosial di lambangkan dengan lingkaran kedua di
sekitar inti, sedangkan kebudayaan fisik di lambangkan dengan lingkaran yang
paling luas.
SISTEM BUDAYA DAN SISTEM
SOSIAL
Sistem
sosial, sistem budaya, dan sistem budaya fisik merupakan bagian dari kerangkaan
budaya.Sistem-sistem tersebut hanya lah sebagai dari sistem-sistem yang
bermaksud dalam perspektif keseluruhan.Sistem sosial dan sistem budaya
merupakan sistem-sistem yang secara analisis dapat di bedakan.Sistem sosial
lebih banyak dibahas dalam kajian sosiologi, sedangkan sistem budaya banyak di
kaji dalam siplin pengetahuaan budaya. Jadi, istilah ini dapat di pakai untuk
berbagai cara, fenomena, undang-undang, dan lain-lain.
Fungsi
(function)
1. Satuan (unit)
2. Batasan (boundary)
3. Bentuk (structure)
4. Lingkungan (enviroment)
5. Hubungan (relation)
6. Proses (process)
7.
Masukan
(input)
8. Keluaran (outout)
9.
Pertukaran
(exchange)
Kesimpulan ciri sistem inDi mempermudah
seseorang dalam menganalisis sustu sistem menurut perspektif tertentu seperti
sistem sosial atau sistem budaya
SISTEM BUDAYA
Sistem
budaya merupakan wujud abstrak dari kebudayaan. Sistem budaya atau culuralsytem merupakan ide-ide dan
gagasan yang manusia yang keadaan yang lepas satu dari yang lainnya, tetapi
selalu berkaitan dan menjadi sustu sistem. Dengan demikian sistem budaya adalah
bagian dari kebudayaan yang di artikan pula adat-istiadat mencakup sistem nilai
budaya sistem norma, norma-norma menurut pranata-pranata yang ada di dalam
masyarakat yang bersangkutan, termasuk norma agama.
KEBUDAYAAN SUBJEKTIF
Dipandang
dari aspirasi fundamental yang ada pada manusian , nilai-niali batin dalam kebudayaan subjektif terdapat dalam
perkembangan kebenaran, kebajikan dan keindahan.dalam hirarki nilai perwujudannya
tampak dalam kesehatan badan. Penghalusan perasaan, kecerdasan budi bersama
dengan kecakapan untuk mengkomunikasikan hasil pemakaian budi kepala lain
–lainnya,serta kerohanian.kesehatan, gaya indah, kebijakan dan kebijaksanaan
merupakan puncak-puncak bakat (ultimatum potitude) dari bahan, rasa, kemauan
dan akal. Itulah konkretisasikan lebih lagi dalam keteampilan, kecekatan,
kesdilan, kedermawanan, elokuensi, dan fungsi-fungsi lain yang di perkembangkan
dalam tarbiat manusia oleh pengalaman dan pendidikan lewat fungsi-fungsi itu
manusia menyerpurnakan kosmos dan menghumanisasikan dirinya, keselarasan
nilai-nilai subyektif di utamakan oleh humanis klasik.
KEBUDAYAAN OBJEKTIF
Nilai-nilai
imanen dalam kebudayaan subjektif harus menyatakan diri dalam tata lahir
sebagai materialisasi dan institusionalisasi. Di sana terbentang lah dunia kebudayaan
objektif yang aman luas dan serba guna, yang dihasilkan oleh usaha raksasa
ratusan angkatan sepanjang sejarah.sedikit-demi sedikit di bina, dengan “trial
and eror”, dengan maju mundur, dengan minjam-meminjam antar kebudayaan , di
sana dialog manusia alam memuncak .
SISTEM SOSIAL
Teori
sistem sosial pertama kali di perkenal kan oleh seorang sosiolog amerika ,
talcot parsons. Konsep sistem sosial merupakan konsep relasional ebagai
penganti konsep eksistensional perilaku sosial. Konsep struktur sosial di pergunakan untuk analisis abstrak, sedangkan
konsep sistem sosial merupakan alat analisis realitas sosial sistem sosial
menjadi suatu model analisis terhadap organisasi sosial. Konsep sisem sosial
adalah alat pembantu untuk menjelaskan tentang kelompok-kelempok manusia.model ini bertitik tolokdari
[andangan bahwa kelompok manusia merupakan suatu sistem.tiap-tiap sistem sosial
terdiri atas pola-pola perilaku tertentu yang mempunyai struktur dalam dua arti,yaitu:
pertama, relasi-relasi sendiri antara orang-orang bersifat agak mantapdan tidak cepat berubah: kedua, perilaku-perilaku
mempunyai corak atau bentuk yang relatf mantap.
Dalam suatu
sistem sosial, paling tidak harus terdapat empat hal, yaitu:
1. Dua orang atau lebih
2. Terjadi interaksi di
antara mereka
3. Bertujuan
4. Memiliki struktur,
simbol, dan harapan-harapan bersama yang di pedomaninya.
Lebih lanjut
parsonsmengatakan bahwa sistem sosial tersebut dapat berfungsi apabila dipenuhi
empat persyaratan fungsional.yaitu:[3]
1. Adaptasi,menunjukan
pada keharusan bagi siste-sistem sosial untuk
menghadapi lngkungannya.
2. Mencapai tujuan,
merupakan persyratan fungsional bahwa tindakan itu diarahkan pada tujuan-tujuan
(bersama sistem sosial)
3. Interagsi, merupakan
persyaratan yang berhubungan dengan interelasi antara para angota dalam sistem
sosial.
4. Pemiliharaan pola-pola
tersembunyi, konsep latensi (latency)
pada berhentinya interaksi akibat keletihan dan kejenuhan sehinga tunduk pada
sistem sosial lainnya yang mungkin
terlibat.
Model persyaratan yang lebih besaaratan fungsional porsons ini
dapat digunakan untuk menganalisis interaksi di antara pola-pola institusional
utma dalam sistem-sistem sosial yang lebih besar. Sistem sosial terdiri atas
satuan-satuan interaksi sosial. Unsur-unsur tersebut menbentuk strktur sistem
sosial itu sendiri dan mengatur sistem sosial.unsur-unsur sistem sosial
tersebut ada sepuluh, yaitu:
1.
Keyakinan
(pengetahuan)
2.
Perasaan
(sentimen)
3. Tujuan, sasaran, suatu
cita-cita
4. Norma
5.
Kedudukan perananan (status)
6. Tingktat atau pangkat
(rank)
7. Kekuasaan atau pengaruh (power)
8. Sangsi
9. Sarana atau fasilitas
10. Tekanan ketegangan (strea-strain)
B.
KONSEP
NILAI, SISTEM NILAI,ORIENTASI NILAI
(BUDAYA)
Fenomena Nilai
Fenomena nilai banyak
dikaji oleh para filosof seperti filsuf
A. Lalande (lih, dizionaro critico di filosofia, ISEDI Malano, 1971, hal
966-967 membagi arti nilai dalam dua garis besar:
a.
Arti
objektif,
b.
Arti
subjektif nilai
c.
2
(dua) untuk berasal /bersumber dari subjek ,yaitu:
a)
Unsur
kebutuhan (need)
b) Unsur sebagai objek
mnilaian, fenafsiran, penghargaan (estimasi)
a. kegunaan. Si anjing
tidak di pandang bernilai dari dirinya sendiri. Tetapi bernilai karena ada
kaitan dengan “manfaat memelihara anjing” yaitu misalnya: untuk memburu kelinci
(penjagaan r umah dan seterusnya) jadi,nilai ukur dari sesuatu
b. Dari segi si objek
(pemilik anjing),ada kebutuhan untuk berburu,menjaga rumah, dan menurut hobi.
c. dari segi subjek, ada
penilaian apakah si objek (anjing) sungguh “bernilai” positif dalam memenuhi
kebutuhan si subjek.
Jadi, untuk berbicara tentang fenomena Nilai, kita
sudah melihat empat unsur pokok penysunannya yang saling berkait yaitu :
a.
Manfaat
(Utility)
b.
Keperluan / pentingnya (Importance)
c.
Penilaian / kebutuhan (Estimation)
d.
Kebutuhan (Need)
Selanjutnya sutrisno (1993:87)menjelaskan pembagian nilai (the devision
of values) sebagai berikut:
1.
Nilai
intrisik (ontologis)
Yaitu
harga yang di pandang vital, penting demi “adanya” si benda/ hal
trsebut.Misalnya, dinamo untuk mobil.
1)
Nilai ekstriksik
Adalah kualitas bagi
suatu hal yang dipandang berguna, perlu, demi kelangsungan adanya yang
lain.misalnya, obat merupakan nilai ekstriksik bagi orang yang sakit
(Catatan):
Nilai antologis: yang hanya berharga demi dan untuk kodrat adanya hal
Tersebut
Nilai logis: yang berkait dengan kesesuaian antara ide (pengertian)
Dengan hal yang mewakili.
1. niali intrinsik:
Dimensi ekstensial hal-hal untukku (subjek).Adanya
benda-benda itu untukku.Misalnya, obat untik orang yang sehat tidak
bernilai.Orang sakit yang tak tahu kegunaan obat itu juga memandang tak
bernilai. Obat itu berharga bila diketahui dengan pasti bahwa obat untuk si
pasien X itu akan brguna untuk menyembuhkan penyakitnya.
Niali-nilai
ekstrinsik masih bisa di bagi dalam:nilai dalam tindakan dengan nilai dan
potensi, nalai naturan (alami) dengan nilai budaya, dan nilai ekonomi dengan
nilai spiritual.
S.Agustinus
(dalam buku De Doctrina Christina ,1 Cc 2-3),memberi skema umum
Dunia
pengertian dibagi dalam dua bagian pokok:
1)
dunia
tanda (signa), meliputi: kata,bahasa,simbol-simbol, sakramen-sakramen
2)
dunia
hal-hal,meliputi: segala hal, mengenai dunia hal-hal bisa dibagi menjadi tiga
lagi:
A)
qhal-hal
yang berguna
B)
hal-hal
yang menyenangkan
C)
hal-hal
yang baik,berguna dan menyenangkan. Hal-hal yang menyenangkan membuat kita
bahagia.
Hal-hal yang benar membantu kita untuk menuju dan
mengikuti kebahagian.
J.De
finance (filsif perancis) membagi nilai-nilai berdasar kaitannya dengan
aspek spiritual manusia.menurut De finance,semakin tinggi baik salah satu
nilai, semakin berkaitlah ia dengan aspek spiritual manusia yang lebih tinggi.
Klafikasi De finance:
1. nilai-nilai
pra-manusiawi (pra-hukum)
2. nilai-nilai manusiawi pra-moral (human
value pra-moral)
3. nilai-nilai moral (moral value)
4. nalia-nilai spiritual dan religiu
Konsep nilai
sebagai bahan perbandingan dan untuk menambah
wawasan pengertian tentang nilai, ada beberapa pendapat sebagai berikut:
1.
pepper
2.
perry
3.
kohler
4.
Kluckhohn
Watak nilai
Memahami
nilai akan jelas apa bila di lanjuti dengan mempelajari tentang watak
nilai.dengan memahami watak nilai atau etos nilai, di rapatkan seseorang akan
mengetahui sesuatu yang berharga dalam kehidupan ini.
Dalam kajian filsafat pada umumnya, terdapat
prinsip-prinsip untuk pemilihan nilai sebagai berikut:
1.
nilai
instrinsik harus mendapat prioritas pertayaan dari pada nilai instrinsik
2.
nilai-nilai
yang produktif dan secara relatif bersifat permanen di dahulukan dari pada
nilai yang kurang produktif dan kurang permanen
Orientasi nilai budaya
Sistem nilai budaya dalam masyarakat dimana pun di
dunia,secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia,yaitu:
1.
hakikat
hidup manusia
2.
hakikat
karya manusia
3
hakikat waktu manusia
4
hakikat alam manusia
5
hakikat
hubungan manusia
C.
PERUBAHAN
KEBUDAYAAN DAN PENYESUAIAN DIRI ANTARBUDAYA
Masyarakat
dan kebudayaan dimana pun selalu dalam keadaan berubah sekali pun masyarakat
dan kebudayaan premitif yang terisolasi jauh dari berbagai perhubungan dengan
masyarakat yang lainnya. Terjadinya perubahan ini di sebabkan oleh beberapa
hal:
1. sebab-sebaba yang berasal dari dalam
masyarakat dan kebudayaan senndiri
2. sebab-sebab perubahan
lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup.
Peristiwa-peristiwa perubahan
kebudayaan
Culural
lag
adalah perbedaan antara taraf kemajuan berbagai bagiab dalam kebudayaan suatu
masyarakat.
Cultural
survival
adalah suatu konsep yang lain. Dalam arti bahwa konsep ini di pakai untuk
mengambarkan suatu pratek yang telah kehilangan.
1. suatu jangka waktu
antara terjadinya penemuan baru dan di
terimanya penemuan baru tadi.
2. Adaya perubahan dalam
adanya perubahan dalam pikiran manusia dari alam pikiran tradisional ke alam
pikiram modren.
Pertentangan kebudayaan (cultural conflict):
Pertentangan kebudayaan ini muncul sebagai akibat
relatifnya kebudayaan.
Guncangan kebudayaan (culture shock)
Istilah ini pertama kali di kemukakan oleh kalervo
oberg untuk menyatakan apa yang di sebutnya sebagai suatu penyakit jabatan dari
orang-oarang.
Ada empat tahap yang membentuk siklus culture shock:
1. tahap inkubasi
2. tahap krisis
3. tahap kesembuhan
4. tahap penyesuain
faktor ekstern yang berpengaruh
terhadap penyesuian diri antara budaya adalah:
1.
besar
kecilnya perbedaan antara kebudayaan tempat asalnya dengan kebudayaan
lingkungan yang di masukinya.
2.
pekerjaan
yang dilakukannya, yaitu apakah pekerjaan yang dilakukan iu dapat ditoletir
dengan latar belakang pendidikannya atau pekerjaan sebelumnya
3.
suasana
lingkungan di tempat ia bekerja.suasana lingkungan yang terbuka akan
mempermudah seseorang untuk menyesuaiakan diri bila di bandingkan dengan
suasana lingkungan yang tertutup.
D.
BARAT
DAN TIMUR DI ANTARA KEBUDAYAAN NASIONAL
Hampir
sepanjang sejarah,kontak antara timur dengan barat lebih berwujud
konflik,harmoni,persaingan.meskipun teknologi komonikasi sudah demikian modren
atau cangih,tetap saja ketidak tahuan antara barat dan timurmenyelimuti
pengetahuan kebudayaan nilai spirutual yang di miliki.
Nilai budaya barat.
Barat
dalam pikirannya cendrung menekankan dunia objektif dari pada rasa sehinga
hasil pola pemikiran demikian membuahkan sains dan teknologi.
Nilai budaya timur.
Nilai
budaya timur pada intinya banyak bersumber dari agama yang lahir di dunia
timur.pada umumnya manusia timur menghayati hidup yang meliputi seluruh
eksistensisnya
Menurut alfian (1985,36) ada tiga pola atau
corak reaksi dalam menghadapi tantangan kebudayaan barat, yaitu:
1. Corak reaksi yang
menerima dan merangkul bulat-bulat kebudayaan barat.
2. Corak reaksi yang sama
sekali anti kebudayaan barat.
3. Corak reaksi yang
berusaha melihat perbentura kebudayaan timur dengan barat secara realistis dan
kristis.
E.
RUMUSAN TENTANG KEBUDAYAAN NASIONAL INDONESIA
Kita menyadari bahwa kepulauan
Nusantara terdiri atas aneka warna dan bahasa sehingga, demi integrasi
nasional,kita mempunyai rumusan bhineka tunggal ika yang artinya Bhina
=pecah, ika=itu, dan tunggal=satu, sehingga Bhinna ika tunggal ika
artinya “terpecah itu.
[5]DAFTAR
ISI
Kata pengantar
BAB I. Pendahuluan-----------------------------------------------------------------------------------------
1.1. Latar Belakang.....................................................................................................
1.2.Rumusan
Masalah.................................................................................................
1.3.Tujuan
penulis..................................................................................................................
BAB II. Pembahasan...................................................................................................
2.1.PENGERTIAN
KEBUDAYAAN……………………………………………………………….
2.2KERANGKA
KEBUDAYAAN………………………………………………………………..
2.3.SISTEM
BUDAYA DAN SISTEM NASIONAL……………………………………………….
2.4.KONSEP
NILAI,SISTEM NILAI,DAN ORIENTASI NILAI (BUDAYA)……………………
2.5.PERUBAHAN
KEBUDAYAAN DAN PENYESUAIAN DIRI ANTARBUDAYA…………..
2.6.BARAT
DAN TIMUR DI ANTARA KEBUDAYAAN NASIONAL…………………………
2.7.RUMUSAN
TENTANG KEBUDAYAAN INDONESIA……………………………………...
BAB III. Penutup…………………………………………………………………………………………
3.1.Kesimpulan
3.2.Saran
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………….
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis
ucapkan atas kehadiran allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya
kepada penulis, sehinga dengan rahmat dan hidayahNya itu penulis dapat
menyelesaikan tugas Makalah Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) yang berjudul,
“Konsep Dasar Kehidupan Dalam Perspektif Ilmu Budaya Dasar” selanjuynya
shalawat beriring salam, penulis kirimkan buat nabi Muhammad SAW, sebagai
pimpinan umat manusia, yang telah meninggalkan dua pedoman hidup bagi manusia
yaitu Alquran dan sunah.
Dalam pembuatan makalah ini penulis tidak terlepas dari berbagai
kesulitan karena keterbatasan ilmu dan pengalaman yang penulis miliki , namun
berkat petunjuk Allah SWT, motivasi, bimbingan, serta bantuan dari berbagai
pihak, baik secara langsung maupun secara tidak langsung, dengan izin Allah
SWT, tugas makalah ini dapat diselesaikan. Untuk itu penulis menyampaikan rasa
terima kasih kepada:
1.
Bapak guru bidang studi Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD)
sebagai pembimbing dalam pembuatan makalah ini.
2.
Orang tua yang mendukung, sehinga penulis dapat
menyelesaikan tudas yang di percayakan kepada penulis.
3.
Tema-teman yang telah memberikan saran dan kritik serta
motivasi.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kensempurnaan, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritikan kepada pembaca demi kesempurnaan karya makalah
ini damasa yang akan datang semoga makalah ini ada manfaatnya.
Bukittinggi, Desember 2012
Penulis,
Sulaiman,
Munandar.2007.Ilmu Budaya Dasar.Refika Aditama:Bandung
Ir.Drs.M.Sulaiman, Munandar.MS.1980.Ilmu
Budaya Dasar.PT Eresco:Bandung
Drs.
Mawardi dan Ir. Nur Hidayati.2007.Ilmu
Alamiah Dasar Ilmu, Sosial Dasar, Ilmu
Budaya Dasar .CV pustaka
Setia:Bandung
Rohiman,Notowidagdo. Ilmu budaya dasar
berdasarkan Al-Qur’an dan hadist. PT
Raja
Grafindo
Persada:jakarta
MAKALAH
ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
Di
susun untuk memenuhi tugas terstruktur pada
Mata
Kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD)
Oleh :
Luchia nurulita : 2312.070
Allan dani rezki : 2312.088
Rahmi wati: 2312.090
Dosen pembimbing :
Muhiddinur Kemal ,M.Pd
JURUSAN
TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SJECH M.DJAMIL
DJAMBEKBUKITTINGGI
2012/2013
KABHAAG
A.
B.
AGAHA
1.
DHGJGH
2.
HFJHF
a.
Shjh
b.
Khshsf
C.SGSJSJ
[1] Zoetmulder,
dalam buku cultuur, dikutip Koentjaraningrat,
dalam pengantar Antopologi (Aksara Baru):Jakarta 1980. Hal 80
[2] Mawardi dan
Hidayati. Ilmu alamiah dasar ilmu,
sosial dasar, ilmu budaya dasar (Bandung:CV Pustaka Setia,2007), hal. 135
[3] Mawardi dan Nur Hidayati. Ilmu alamiah dasar ilmu, sosial
dasar, ilmu budaya dasar (Bandung:CV Pustaka setia,2007), hal.135
[4] Zoetmulder, dalam bukunya cultuur, dikutip Prop. .
Koentjaraningrat, Dalam Pengantar Antopologi (Aksara Baru):Jakarta
1980.hal 80
No comments:
Post a Comment