MAKALAH
INDIVIDU,
KELUARGA DAN MASYARAKAT
OLEH
:
ANNISA HUSAINA
- 2312.085
HEPI
CHARLI - 2312.087
MERI
ANDANI – 2312.071
DOSEN
PEMBIMBING :
Muhaddinur
Kamal, S.Ag. M.Pd
JURUSAN
TARBIYAH PRODI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN )
SYECH
M.DJAMIL DJAMBEK
BUKITTINGGI
2012/2013
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana.Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki
bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada
para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Bukittinggi
,2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI ii
A.
Latar belakang............................................................................ 1
B.
Rumusan masalah....................................................................... 1
C.
Maksud dan tujuan..................................................................... 1
BAB II : PEMBAHASAN
A.
Individu.......................................................................................... 2
B.
Keluarga......................................................................................... 4
C.
Masyarakat..................................................................................... 7
D.
Hubungan individu, keluarga dan masyarakat............................... 9
BAB III: PENUTUP
A.
Kesimpulan ................................................................................... 11
B. Saran.............................................................................................. 11
DAFTAR KEPUSTAKAAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Hubungan antara manusia yang satu
dengan yang lain sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, dikarenakan
manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri atau masih
membutuhkan bantuan dari pihak lain. Bersosialisasi pun sangat penting dalam
menjalin hubungan yang baik antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Jika
tidak adanya individu, maka keluarga dan masyarakat pun tidak akan tercipta.
Begitu pula dengan individu, tidak akan bisa berjalan sendiri jika tidak adanya
keluarga dan masyarakat, karena dengan adanya keluarga dan masyarakat,
masing-masing individu dapat mengekspresikan segala hal yang berhubungan dengan
sosial. Aspek individu, keluarga, masyarakat dan kebudayaan adalah aspek-aspek
sosial yang tidak bisa dipisahkan.
Oleh karena itu begitu menariknya
judul yang kami bahas ini sehingga kami mendapat tugas membuat makalah dengan
judul Manusia Sebagai Individu, Keluarga, dan Masyarakat, semoga makalah yang
kami buat ini dapat bermanfaat khususnya bagi pemakalah dan umumnya bagi para
pembaca, serta kami minta maaf apabila makalah ini belum sempurna dan jauh dari
yang diharapkan, oleh karenya kami meminta kritik dan saran yang sifatnya
mendukung untuk kemajuan makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana pengertian
individu ?
2.
Bagaimana pengertian
keluarga ?
3.
Bagaimana pengertian
masyarakat ?
4.
Bagaimana hubungan
individu, keluarga dan masyarakat ?
C.
Maksud dan tujuan
Maksud dan tujuan dari Makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu sosial budayadasar dan juga memberikan tambahan ilmu pengetahuan
dan wawasan baru untuk saya khususnya dan para pembaca umumnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Individu
Kata “ Individu” berasal dari
kata latin, yaitu individuum, berarti “yang tak terbagi”. Jadi
merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang
paling kecil dan terbatas.Arti lainnya adalah sebagai pengganti “orang seorang”
atau manusia perorangan. Disini terlihat bahwa sifat dan fungsi manusia,
sebagaimana ia hidup di tengah-tengah individu lain dalam masyarakat. Individu
adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam
lingkungan sosialnya,malainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah
laku spesifik dirinya. Terdapat tiga aspek yang melekat sebagai persepsi terhadap
individu, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan
aspek-sosial yang bila terjadi kegoncangan pada suatu aspek akan membawa akibat
pada aspek yang lainnya.
Individu tidak akan jelas
identitasnya tanpa adanya suatu masyarakat yang menjadi latar keberadaannya. Karna
dari sinilah kita akan bisa memahami seseorang
individu seperti kata Jhonson.[1]
Individu bukan berarti manusia
sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan
yang terbatas, yaitu sebagai manusia perorangan, dapat kita uraikan, bahwa
individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam
lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah
laku spesifik dirinya.
Makna manusia menjadi individu
apabila pola tingkah lakunya hampir identik dengan tingkah laku massa yang
bersangkutan. Proses yang meningkatkan ciri-ciri individualitas pada seseorang
sampai pada ia adalah dirinya sendiri, disebut proses individualisasi atau
aktualisasi diri.
Manusia sebagai individu memiliki
tugas pada dirinya sendiri yaitu;
- Menuntut ilmu pengetahuan, merekayasa teknologi serta memanfaatkannya untuk kemakmuran dan kesejahteraan. Kesadaran tersebut mendorongnya untuk terus belajar.Proses belajar berarti proses perubahan sikap dan perilaku dengan mendapatkan pengalaman dan pelatihan.
- Menghiasi diri dan budi pekerti dengan baik serta akhlak yang terpuji, setiap tindakan dan perbuatan dalam kehidupan bermasyarakat selalu bercermin pada keindahan dan keelokan budi pekerti maka akan tercipata kesejukan dalam kehidupan bermasyarakat.
Individu tidak akan jelas
identitasnya tanpa adanya suatu masyrakat yng menjadi latar belakang
keberadaanya. Individu berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya untuk
membentuk perilakunya yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang sesuai
dengan perilaku yang telah ada pada dirinya.
Manusia sebagai individu selalu berada di tengah-tengah kelompok individu yang
sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi yang prosesnya memerlukan
lingkungan yang dapat membentuknya pribadinya. Namun tidak semua lingkungan
menjadi faktor pendukung pembentukan pribadi tetapi ada kalanya menjadi
penghambat proses pembentukan pribadi.
1.
Pertumbuhan Individu
Terdapat tiga aliran konsep pertumbuhan yaitu:
Terdapat tiga aliran konsep pertumbuhan yaitu:
a)
Aliran asosiasi: pertumbuhan
merupakan suatu proses asosiasi yaitu terjadinya perubahan pada seseorang
secara bertahap karena pengaruh baik dari pengalaman luar melalui panca indra
yang menimbulkan sensasi maupun pengalaman
dalam mengenal batin sendiri yang menimbulkan refleksi.
b)
Aliran psikologi Gestalt: pertumbuhan adalah proses diferensiasi yaitu
proses perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal sesuatu.
Pertama mengenal secara keseluruhan, baru kemudian mengenal bagian demi bagian
dari lingkungan yang ada.
c)
Aliran sosiologi: pertumbuhan
merupakan proses perubahan dari sifat mula-mula yang asosial dan sosial kemudian tahap demi tahap disosialisasikan.
2.
Faktor – faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan
a)
Pendirian Nativistik yaitu
Pertumbuhan individu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa
sejak lahir.
b)
Pendirian Empiristik dan
Envinronmentalistik yaitu Pertumbuhan individu semata-mata tergantung kepada
lingkungan sedangkan dasar tidak berperanan sama sekali.
c)
Pendirian Konvergensi dan Interaksionisme
yaitu Interaksi antara dasar dan linkunagan dapat menentukan pertumbuhan
individu.
d)
Tahap pertumbuhan Individu
berdasarkan Psikologi
Tahap pertumbuhan individu berdasarkan psikologi, Fase-fasenya, antara
ain :
a)
masa vital
b)
masa estetik
c)
masa intelektual
d)
masa sosial
B.
Keluarga
Keluarga berasal dari bahasa sansekerta kula dan warga “kulawarga”
yang berarti “anggota” “kelompok kerabat”. Keluarga adalah lingkungan di mana
beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah, bersatu.
Keluarg inti(”nuclear family”) terdiri dari ayah, ibu,
dan anak-anak mereka. Keluarga merupakan unit satuan masyarakat terkecil
sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat.
Keluarga diartikan sebagai suatu satuan sosial
terkecil yang dimiliki manusia sebagai makhluk sosial, yang ditandai dengan
adanya kerja sama ekonomi. Fungsi keluarga adalah berkembang biak,
mensosialisasi, mendidik anak, menolong, melindungi, atu merawat orang-orang
tua (jompo). Bentuk keluarga terdiri dari seorang suami, seorang istri, dan
anak-anak yang biasanya tinggal dalam satu rumah yang sama ( keluarga inti).
Secara resmi terbentuk dari hasil perkawinan.
Menurut Sigmund Freud, keluarga terbentuk karena
adanya perkawinan pria dan wanita. Sedangkan menurut Durkhem, keluarga adalah lembaga
social sebagai hasil factor-faktor politik, ekonomi, dan lingkungan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa keluarga merupakan atau kelompok orang yang mempunyai hubungan darah dan perkawinan. Terdiri dari:
Secara umum dapat dikatakan bahwa keluarga merupakan atau kelompok orang yang mempunyai hubungan darah dan perkawinan. Terdiri dari:
- Keluarga nuklir/inti/batih (nuclear family) : Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.
- Keluarga tua (extended family) : Keluarga kekerabatan yang terdiri dari 3 atau 4 keluarga batih yang terikat oleh hubungan orang tua anak atau saudara kandung oleh suatu tempat tinggal bersama yang besar.
- Keluarga Individu tersebut merupakan salah satu keturunan.
Fungsi keluarga secara umum menurut Munandar Soelaeman adalah:
1. Pengatur seksual
a.
Hidup bersama atas dasar suka
sama suka (kumpul kebo).Pergundikan
b.
Hubungan seorang bangsawan dengan
gundiknya (jaman praindustri masyarakat barat) atau Raja dengan Selir.
c.
Melahirkan anak pada masa
tunangan.
d.
Perzinahan, sang lelaki sudah
menikah ataupun sang wanita sudah menikah.
e.
Kehidupan bersama seorang yang
bertarak (celibate, pastoral, biarawan, menahan hawa nafsu) dengan orang lain
yang juga hidup bertarak atau yang tidak bertarak.
f.
Perzinahan, kedua-duanya telah
menikah.
g.
Kehidupan bersama wanita yang
berkasta tinggi dengan lelaki berkasta rendah.
h.
incest (hubungan seksual
dalamsatu keluarga), saudara lelaki dengan saudara perempuan, bapak dengan anak
perempuan, ibu dengan anak lelaki.
2. Reproduksi
3. Sosialisasi
4. Pemeliharaan
5. Penempatan anak didalam masyarakat
6. Pemuas kebutuhan perorangan
7. Kontrol sosial
William J. Goode (1983) menyusun jenis-jenis penyimpangan
social dalam pengaturan seksual menurut ketidak seimbangan dalam struktur
sosial, yaitu:
a.
Menurut
H. Abu Ahmadi
1) Fungsi Biologis
2) Fungsi Pemeliharaan
3) FungsiEkonomi
4) Fungsi Keagamaan
5) Fungsi Sosial
1) Fungsi Biologis
2) Fungsi Pemeliharaan
3) FungsiEkonomi
4) Fungsi Keagamaan
5) Fungsi Sosial
b.
Menurut
Soewaryo Wangsanegara
1) Pembentukan kepribadian
2) Alat reproduksi
3) Merupakan eksponer dari kebudayaan masyarakat
4) Lembaga perkumpulan perekonomian
5) Pusat pengasuhan dan pendidikan
1) Pembentukan kepribadian
2) Alat reproduksi
3) Merupakan eksponer dari kebudayaan masyarakat
4) Lembaga perkumpulan perekonomian
5) Pusat pengasuhan dan pendidikan
Peristiwa terputusnya sistem
keluarga, menurut William J, Goode (1983), dapat mengakibatkan terpecahnya
suatu unit keluarga. Beberapa macam utama kekacauan keluarga:
1) Ketidaksahan, unit keluarga yang tidak lengkap
2) Pembatalan, perpisahan, perceraian, dan meninggalkan
3) Keluarga selaput kosong
4) Ketiadaan salah satu pasangan karena hal yang tidak diinginkan
5) Kegagalan peran penting yang tidak diinginkan
1) Ketidaksahan, unit keluarga yang tidak lengkap
2) Pembatalan, perpisahan, perceraian, dan meninggalkan
3) Keluarga selaput kosong
4) Ketiadaan salah satu pasangan karena hal yang tidak diinginkan
5) Kegagalan peran penting yang tidak diinginkan
Secara umum fungsi keluaraga meliputi;
1. Pengaturan Seksual
Dapat dibayangkan apabila tidak
ada keluarga maka akan terjadi seks bebas yang diakibatkan tidak adanya
pengaturan seksual, oleh karena itu, disinilah fungsi keluarga agar pengaturan
seksual dapat dikontrol dan tidak ada lagi kelahiran di luar nikah.
2. Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk
membentuk keturunan, walaupan banyak yang berpandangan bahwa banyak anak akan
menambah beban hidup, dan ada pula yang mengharapkan banyak anak untuk jaminan
bagi orang tua di masa depan.
3.Sosialisasi
Sebelum bersosialisasi dalam
masyarakat ada halnya kita bersosialisasi terlebih dahulu dalm keluarga agar
terbebtuknya kepribadian, sikap, perilaku, dan tanggapan emosinya, sehingga
ketika kita bermasyarakat dapat diterima dengan baik.
4. Kontrol sosial
Keluarga yang berfungsi dalam
sosialisai, yaitu bagi individu pada saat ia tumbuh menjadi dewasa memerlukan
suatu sistem nilai sebagai semacam tuntunan untuk mengarahkan aktivitasnya
dalam masyarakat, dan berfungsi sebagai tujuan akhir pengembangan
kepribadiannya.
C.
Masyarakat
Dalam bahasa Inggris masyarakat
disebut juga society, asal katanya socius yang
berarti kawan.Adapun kata “masyarakat” berasal dari bahasa Arab, yaitu syirk,
artinya bergaul.Adanya saling bergaul ini tentu karena ada bentuk-bentuk aturan
hidup, yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai perseorangan, melainkan oleh
unsur-unsur lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan.
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah
memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati
dalam lingkungannya.Tatanan kehidupan, norma-norma yang mereka miliki itulah
yang dapat menjadi dasar kehidupan sosial dalam lingkungan mereka, sehingga
dapat membentuk suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri kehidupan yang
khas.
Menilik kenyataan di
lapangan,suatu kelompok masyarakat dapat berupa suatu suku bangsa. Bisa juga
berlatar belakang suku.Dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu masyarakat,
dapat digolongkan menjadi masyarakat sederhana dan masyarakat maju (masyarakat
modern).
- Masyarakat sederhana.
Dalam lingkungan
masyarakat sederhana (primitif) pola pembagian kerja cenderung dibedakan
menurut jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin, nampaknya
berpangkal tolak dari kelemahan dan kemampuan fisik
antara seorang wanita dan pria dalam menghadapi tantangan alam yang buaspada
saat itu. Kaum pria melakukan pekerjaan yang berat-berat seperti berburu,
menangkap ikan di laut, menebang pohon, berladang dan berternak.Sedangkan kaum
wanita melakukan pekerjaan yang ringan-ringan seperti mengurus rumah tangga,
menyusui dan mengasuh anak-anak,merajut, membuat pakaian, dan bercocok tanam.
- Masyarakat Maju.
Masyarakat maju memiliki aneka ragam
kelompok sosial, atau lebih dikenal dengan kelompok organisasi kemasyarakatan
yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang
akan dicapai.
Organisasi
kemasyarakatan tumbuh dan berkembang dalam lingkungan terbatas sampai pada
cakupan nasional, regional maupun internasional.
Tugas manusia sebagai anggota
masyarakat;
- Saling tolong menolong dan bantu membantu dalam kebajikan
- Ikut meringankan beban kesengsaraan orang lain
- Menjaga dan memelihara keamanan, ketentraman dan ketertiban lingkungan dan masyarakat
- Menghindari perkataan dan tindakan yang menyakitkan orang lain sehingga tercipta ketergantungan yang saling menguntungkan.
D.
Hubungan Individu, Keluarga dan Masyarakat
Individu barulah dikatakan sebagai
individu apabila pada perilakunya yang khas, yang ada pada dirinya
diproyeksikan pada suatu lingkungan sosial yang disebut masyarakat.
Satuan-satuan lingkungan sosial yang mengelilingi individu terdidri dari
leluarga, lembaga, komunitas, dan masyarakat.
1.
Hubungan individu dengan
keluarga
Individu
memiliki hubungan erat dengan keluarga, yaitu dengan ayah, ibu, kakek, nenek,
paman, bibi, kakak, dan adik. Hubungan ini dapat
dilandasi oleh nilai, norma, dan aturan yang melekat pada keluarga yang
bersangkutan. Dengan adanya keluarga ini, individu pada akhirnya memiliki hak
dan kewajiban yang melekat pada dirinya dalam keluarga.
2.
Hubungan individu dengan
lembaga
Lembaga
diartikan sebagai sekumpulan norma yang terus-menerus dilakukan oleh manusia karena norma-norma itu memberikan keuntungan bagi
mereka. Individu memiliki hubungan yang saling mempengaruhi dengan lembaga yang
ada disekelilingnya.Lingkungan pekerjaan dapat membentuk individu dalam
membentuk kepribadian.Keindividuan dalam lingkungan pekerjaan dapat berperan
sebagai direktur,ketua dan sebagainya. Jika individu
bekerja, ia akan dipengaruhi oleh lingkungan pekerjaannya.
3.
Hubungan individu dengan
komunitas
Komunitas
dapat diartikan sebagai
satuan kebersamaan hidup sejumlah orang yang memiliki territorial terbatas,
memilki kesamaan terhadap menyukai suatu hal dan keorganisasian tata kehidupan bersama.Komunitas
mencakup individu, keluarga dan lembaga yang saling berhubungan secara
independen.
4.
Hubungan individu dengan
masayarakat
Hubungan
individu dengan masyarakat terletak dalaam sikap saling menunjang hak dan
kewajiban manusia sebgai individu dan manusia sebagai makhluk sosial.Mana yang menjadi hak individu dan
mana yang menjadi hak
masyarakat hendaknya diketahui dengan mendahulukan hak masyarakat daripada hak
individu.Gotong royong adalah hak masyarakat, sedangkan rekreasi dengan
keluarga, liburan adalah hak individu yang semestinya lebih mengutamakan hak
masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia sebagai makhluk individu,
keluarga, dan masyarakat oleh karenanya manusia dapat dikatakan sebagai makhluk
sosial yang selalu hidup berkelompok atau berorganisasi dan membutuhkan orang
lain. Kita tahu dan menyadari bahwa manusia sebagai individu dan makhluk sosial
serta memahami tugas dan kewajibannya dalam stiap tatanan kehidupan berkelompok
dan dalam struktur dan sistem sosial yang ada.
Dari seluruh uraian mengenai
relasi individu dengan enam macam lingkungan sosial mulai dari keluarga sampai nasional,
dapat ditarik kesimpulan sementara, bahwa individu mempunyai makna langsung
apabila konteks situasional adalah keluarga atau lembaga sosial, sedangkan
individu dalam konteks lingkungan sosial yang lebih besar, seperti masyarakat
nasion, posisi dan peranannya semakin abstrak.
B. Saran
Dalam bermasyarakat ciptakanlah
sikap saling tolong – menolong dalam hal kebajikan, agar terciptanya sikap
kekeluargaan dan kasih sayang terhadap sesama manusia.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Soelaeman,
Munandar. Ilmu Sosial Dasar. Refika Aditama.2006
Bainar, dkk. Ilmu Sosial, Budaya, dan Kealaman
Dasar. CV. Jenki Satria. 2006
Agus, Bustanuddin. Pengembangan Ilmu-Ilmu
Sosial Studi Banding Pandangan Ilmiah Dan Ajaran Agama. Gema Insani.
Jakarta. 1999.
REFERENSI TAMBAHAN
[1] Jhonson dalam prof.Fuad Hasan, kita dan kami, An Analisis of the basic modes of togetherness, Brata, Jakarta,
1975, hal.63
No comments:
Post a Comment